|
mitos menyusui |
Mitos-Mitos Tentang Menyusui
(1) Menyusui Merubah Bentuk Payudara
Ini tidak benar, mitos yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah bentuk payu darah secara permanen. Yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan. Kehamilan yang menyebabkan dikeluarkanya hormon-hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara.
Payudara yang sudah terisi air susu tentu berbeda bentuknya dengan payu darah yang sebelum terisi air susu. Jadi yang menyebabkan perubahan bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyususi. Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan (hereditas), usia dan oleh penambahan berat badan pada waktu kehamilan.
(2) Menyusui Dapat Menyebabkan Kesukaran Penurunan Berat Badan
Tidak benar, menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada yang tidak memberikan ASI secara ekslusif. Sebab dengan menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui.
Sedangkan wanita yang tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak yang khusus dipersiapkan oleh tubuh untuk menyusui.
(3) ASI Yang Pertama Kali Keluar Harus Dibuang Karena Kotor
ASI yang keluar padahari pertama sampai hari ke 5 dinamakan kolostrum atau susu jolong . Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein dalam kadar yang tinggi.
Zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu mature, disamping itu juga mengandung laktosa atau hidrat arang dan lemak dalam kadar yang rendah sehingga mudah dicerna.
Selain sebagai nutrisi, kolostrum melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi premature dan bayi sakit.
Apabila kolostrum dibuang, bayi kurang atau tidak mendapatkan zat-zat pelindung terhadap penyakit infeksi.
(4) ASI Belum Keluar Pada Hari-Hari Pertama Sehingga Tidak Perlu Disusukan Pada Bayi.
Pada hari pertama sebenarnya bayi tidak memerlukan cairan atau makanan, sehingga tidak atau belum diperlukan pemberian susu formula ataupun cairan lain, sebelum ASI, keluar “ cukup” (cairan prelactal feeding).
Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk memberikan nutrisi, tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan menghisap puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk memulai memproduksi ASI.
Gerakan reflek untuk menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyususi reflek ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian.
Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan karena hanya akan merugikan ibu, yaitu ASI ibu akan lebih lambat terbentuk karena bayi tidak cukup kuat menghisap, dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang mendapat kolostrum.
Bila bayi kurang atau tidak mendapat kolostrum akan sering menderita mencret atau penyakit lain, terutama bila susu formula atau cairan frelactal/lainya tercemar.
Selain itu bila cairan prelaktal diberikan pada dot, kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pasa putting susu atau bingung puting.
(5) Ibu Bekerja Tidak Dapat Memberikan ASI Ekslusif 6 Bulan
Tidak benar. Ibu bekerja dapat memberikan ASI ekslusif selam 6 bulan dengan cara memerah ASI minimum 4 x 15 menit. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan pompa yang membentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam diudara luar, 24 jam dalam termos es berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan 3 bulan dalam freezer.
(6) Payudara Kecil Tidak Menghasilkan Cukup ASI
Tidak benar, besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI. Karena payudara yang besar sehingga banyak mengandung jaringan lemak. Di banding dengan payu darah kecil. ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk air susu (alveoli) dan bukan jaringan lemak. Jadi besarkecilnya payu darah tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI.
(7) ASI Ibu Kurang Gizi, Kualitasnya Kurang Baik
Bayi dan ASI sebenarnya bersipat parasit bagi ibu. Sampai dengan batas keadaan tertentu kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan gizi ibu. Kualitas ASIbaru berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke 3, bahkan sering kali kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih dari derajat ini.
(8) ASI Tidak Cukup
Bayi tidak cukup dapat ASI karena rakus/minumnya banyak. Dari sebuah penelitian didapatkan data bahwa 98 ribu dari 100 ribu ibu-ibu yang mengatakan produksi ASInya kurang, sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang manajemen laktasi yang benar, posisi menyusui yang tepat, serta terpengaruh mitos-mitos tentang meyusui, yang umumnya dapat menghambat produksi ASI.
Bila bayi kurang minum, sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI tetapi bias disebabkan berbagai hal misalnya karena posisi menyusui yang tidak benar. Bathara Semar, 2006), mitos-mitos tentang menyusui.