|
Masalah menyusui |
Berbagai Masalah Pada Ibu Saat Menyusui
(1) Pada Ibu
(a) Puting datar atau terbenam
Dengan menggunakan pompa puting, puting susu yang datar atau terbenam dapat dibantu agar menonjol dan dapat di kecap oleh mulut bayi. Upaya ini dapat di mulai sejak kehamilan 37 minggu dan biasanya hanya perlu dibantu hingga bayi berusia 5-7 hari.
Dengan usaha yang tekun dan kerjasama yang baik antara ibu dan bayi. Ibu akan mampu mengatasi masalah ini. Jika payudara penuh oleh ASI, putting akan semakin datar sehingga bayi sulit mencekapnya. Untuk kondisi semacam ini, ASI dapat diperas terlebih dahulu sebelum bayi mulai menghisapnya.
(b) Puting Lecet
Pada beberapa kejadian puting susu mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah. Biasanya hal ini terjadi dalam 1 minggu pertama setelah melahirkan. Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya jika ibu merawat payudara secara baik dan teratur dengan cara :
1) Mengoles puting susu dengan ASI setiap kali hendak dan sesudah menyusui untuk mempercepat sembuhnya lecet dan menghilangkan rasa perih.
2) Jangan menggunakan BH yang terlalu ketat
3) Jangan membersihkan puting susu dan daerah-daerah aerolla dengan sabun, alkohol dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit/puting susu.
4) Posisi menyusui hendaknya variasi. Jika selalu menyusui dengan posisi yang sama dapat membuat trauma yang terus menerus ditempat yang sama sehingga memudahkan terjadinya luka lecet.
5) Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara benar yaitu dengan menahan dagu bayi meletakkan jari kelingking ibu ke sudut mulut bayi dan menekanya samapai lepas dari payudara.
(c) Payudara Bengkak
Biasa payudara yang bengkak diakibatkan karena adanya hambatan aliran darah dari vena biasa saluran kelenjar getah bening sehingga ASI terkumpul didalam payudara.
Kejadian ini timbul karena produksi yang berlebihan, sementra kebutuhan bayi pada hari-hari pertama setelah lahir masih sedikit. Selain itu dapat terjadi karena bayi menyusui secara terjadwal, bayi tidak menyusi dengan kuat, posisi menyusui yang salah atau karena puting susu datar atau terbenam.
(d) Saluran Susu Tersumbat
Keadaan ini dapat timbul akibat tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian penyokong payudara yang terlalu ketat atau adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera diatasi. Jika ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres dengan air hangat sebelum menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
(e) Sindrom ASI Kurang
Ibu sering mengeluh bahwa ASI-nya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan bayi. Umumnya keluhan ini timbul karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang apa yang terjadi.
(f) Ibu Sakit
Pada umumnya ibu sakit masih tetap menyusui bayinya karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Disamping itu, anti bodi ibu yang diterima bayi melalui ASI akan melindungi bayi dari penyakit.seandainya ibu terpaksa dirawat terpisah dari bayinya. ASI harus tetap dikeluarkan setiap 3 jam sekali atau jika terasa penuh. Ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan produksinya. Jika telah sembuh ibu dapat menyusi bayinya kembali.
(g) Ibu Sering Meninggalkan Bayi Sehingga Tidak Bisa Memberikan ASI ekslusif.
Ibu yang sering meninggalkan bayinya tetap bias menyusi banyinya secara ekslusif. Misalnya pada ibu yang bekerja di kantor selama dikantor, di keluarkan ASI setiap 3 jam sekali untuk disimpan dilemari es dan dibawa pulang untuk kebutuhan dirumah selama jam kerja. Berikan ASI memakai sendok, bila menggunakan botol bayi akan bingung puting dengan perubahan antara puting susu dan dot botol.
(2) Masalah Pada Bayi Menyusui
(a) Bayi Bingung Puting
Istilah bingung puting diartikan untuk bayi yang mengalami nipple confusion karena diberi susu formula dalam botol bergantian menyusu pada ibu.
Tanda-tanda bayi bingung puting hisapan bayi pada puting seperti mengisap dot mengisapnya sebentar-sebentar, bayi bayi menolak menyusu pada ibu.
Cara mencegah bingung puting biarkan bayi hanya menyusu pada ibu, cara menyusui yang benar hanya harus menyusui lebih sering.
(b) Bayi Enggan Menyusui
Bayi perlu mendapat perhatian khusus jika enggan menyusu terutama jika bayi muntah, diare, mengantuk, kuning, dan kejang-kejang. Bayi enggan menyusu menyebabkan pilek, moniliasis, terlambat dimulainya menyusu, bayi binggung putting, bayi dengan preeloctal feeding, tehknik menyusu yang salah. ASI kurang lancar atau terlalu deras, bayi dengan freenulum linguae (tali lidah) pendek yang disebut chort tonguetie.
(c) Bayi Sering Menangis
Bayi sering menagis mugkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah/kotor atau sakit. setelah mengetahui penyebabkanya cara menanggulanginya yaitu dengan cara menyusui bayi dengan tehnik yang benar sampai tangis bayi dapat dihentikan. Kecuali jika bayi itu sakit, perlu mendapat penanganan tersendiri.
(d) Bayi Berat Lahir Rendah
Kemampuan menghisap, menelan serta mencerna bayi tidak sama. Biasanya bayi membutuhkan gizi lebih banyak dan volume cairan relative lebih besar sehingga minuman perlu diberikan dalam jumlah sedikit yang frekwensinya lebih sering. Khususnya terhadap bayi premature yang dilahirkan sebelum 33 minggu yang reflek menghisap dan menelannya lemah dan tidak ada sama sekali.
(e) Bayi Kembar
Ibu yang hamil atau baru melahirkan bayi kembar ia akan mampu memproduksi ASI bagi anak kembarnya. Produksi ASI akan lebih banyak karena perangsangan-perangsangan/isapan oleh bayi kembar lebih sering. Jika salah seorang bayi kembar terpaksa harus di tinggalkan dirumah sakit, ibu dapat menyusui yang satu dan memompa ASI untuk yang lain. Kedua bayi menentek pada kedua payudara secara bergantian supaya terangsang untuk kedua payudara sama.
(f) Bayi Sumbing
Bayi sumbing langit-langit lembek (palatum nole) dapat menyusu tanpa kesulitan. Dengan memberikan posisi tegak atau berdiri agar ASI tidak masuk kedalam hidung bayi. Bila sumbing pada bibir saja bayi dapat menyusu sambil menutup sumbing tersebut dengan jari agar bayi dapat menghisap dengan sempurna. (Mellyana Huliyana,2003).