Perubahan Fisiologis Saat Kehamilan Trimester III
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting (Saifuddin, 2002).
a. Uterus
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm. Hubungan besarnya uterus dengan tuanya usia kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau mengalami hamil molahidatidosa dan sebagainya. Pada kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosesus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak antara setengah jarak pusat dan prosesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus xipoideus. Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu sekurangnya 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus (Saifuddin, 2002).
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berada pada pertengahan antara pusat dan xipoideus. Pada usia kehamilan 32-36 minggu fundus mencapai prosesus xipoideus. Payudara penuh dan nyeri tak tertahan. Sering kencing kembali terjadi. Sekitar usia kehamilan 38 minggu bayi masuk dan turun kedalam panggul. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Kontraksi Braxton Hicks meningkat (JHPIEGO Buku 2, 2003).
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaaskularisasi maka konstitensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar diserviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisologik (Saifuddin, 2002).
c. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatommatropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu, dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam (saifuddin, 2002).
Sampai bulan ketujuh payudara memproduksi sedikit kolostrum, yaitu cairan kekuningan yang diminum bayi saat awal kehidupannya (Baby Guide, 2005). Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertropi kelenjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru. Hyperpigemntasi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar, air susu (kolastrum) berwarna kekuningan (Sarwono ,2007).
d. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. (Sarwono , 2007:96)
Karena kebutuhan suplay darah meningkat pada ibu hamil, jantung bekerja keras selama hamil. Akibat penimbunan cairan volume darah meningkat akibat pertumbuhan janin, ini bisa membuat kaki menjadi bengkak, bahkan bisa menimbulkan varises (Baby Guide, 2005).
Cordiac output maternal meningkat sekitar 30-50% selama kehamilan. Cardiac output tergantung pada posisi ibu dan menurun pada saat ibu berbaring telentang. Pada saat posisi telentang, uterus yang membesar menekan vena cava inferior, mengurangi aliran balik vena ke jantunga sehingga menurunkan cardiac output. Pada akhir kehamilan mungkin terjadi hambatan yang besar pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring telentang. Pengaruh ini sangat besar pada kehamilan aterm. Antara 1-10% ibu hamil mengalami sindrom hipotensi pada saat berbaring telentang dan mengalami penurunan tekanan darah serta gejala-gejala seperti pusing, mual dan rasa ingin pingsan (JHPIEGO Buku 2, 2003).
e. Traktus Urinarius
Ibu hamil cenderung bolak-balik kamar kecil untuk buang air seni,tidak hanya terjadi pada siang, malam pun juga terjadi. Ini terjadi pada awal trimester I dan akhir Trimester III kehamilan. Penyebabnya adalah pembesaran rahim dan janin yang menekan kandung kemih (Baby Guide, 2005).
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali (Saifuddin, 2002).
f. Kulit
Perubahan hormon selama kehamilan bisa membuat perubahan pada kulit dan rambut. Saat hamil rambut menjadi lebih berminyak atau sebaliknya lebih kering. Sedangkan perubahaan kulit umumnya jika kulit ibu berminyak berubah menjadi kering, demikian sebaliknya. Ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada ibu hamil. Oleh karena itu ibu hamil harus merawat dan menjaga kesehatan dan kecantikan tubuhnya (Baby Guide, 2005).
g. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diagframa, sehingga diagframa kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke bagian sisi bawah dari diafragma (Saifuddin, 2002).
Ketika perut mulai membesar, ibu agak sesak bernafas adalah hal yang biasa terjadi. Untuk mencegahnya jangan lupa berdiri dan duduk dengan sikap tenang. Jika ingin berbaring telentang, letakkan kepala dan bahu diatas sebuah bantal. Ini adalah efek dari rahim yang membesar, paru-paru tertekan dan membuat ibu hamil sesak nafas dan cepat lelah (Baby Guide, 2005).