Penanganan ruptur perineum
Dengan memeriksa robekan pada jalan lahir adalah salah satu cara mengetahui segera sumber perdarahan dan evaluasi ini dilakukan pada kala III. Menilai perluasan ruptur perineum sebagai informasi dan instruksi mengenai penjahitan ruptur yang terjadi pada perineum. Ruptur perineum dibagi atas 4 derajat, diantaranya:
1) Derajat I
Ruptur hanya pada mukosa vagina, dengan atau tanpa mengenai kulit perineum, fourchet posterior. Penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada perdarahan dan jika teraposisi secara alamiah.
2) Derajat II
Ruptur mengenai mukosa vagina, kulit perineum, forchet posterior, dengan atau tanpa mengenai otot spingter ani. Penjahitan itu menggunakan tehnik penjahitan jelujur subcutis
3) Derajat III
Ruptur terjadi mengenai mukosa vagina, fourchet posterior, kulit perineum, otot-otot perineum, dan otot spingter ani eksternal.
4) Derajat IV
Ruptur mengenai mukosa vagina, fourchet posterior, kulit perineum, otot-otot perineum, otot spingter ani eksternal, dan dinding rectum anterior. Pada derajat III dan IV jangan coba-coba melakukan penjahitan karena ruptur ini memerlukan tehnik dan prosedur khusus.